Diperkirakan bahwa pada tahun 2025, AI akan menghilangkan sekitar 85 juta pekerjaan tetapi menciptakan 97 juta pekerjaan baru. Karyawan yang menggabungkan keterampilan kreatif dengan keterampilan teknis dan keterampilan lunak masih akan dibutuhkan. Singkatnya, mereka akan memandu pengembangan teknologi sesuai dengan nilai-nilai perusahaan dan kebutuhan pelanggan. Ini tentu akan memerlukan keterampilan komunikasi yang sangat baik – baik dengan orang-orang maupun, semakin, dengan AI.
Selain itu, keputusan bisnis yang bertanggung jawab kemungkinan besar masih akan dibuat oleh manusia. AI dapat memberikan analisis dan rekomendasi, tetapi tanggung jawab tetap berada di tangan manusia. Keterampilan lunak seperti membangun tim, membangun hubungan, kreativitas, dan empati akan tetap menjadi domain manusia. Meskipun AI akan memiliki dampak besar pada pasar kerja, beberapa hal tidak akan berubah.
Ada dua cara utama perusahaan dapat memanfaatkan potensi AI. Yang pertama adalah otomatisasi, yang kedua adalah augmentasi, yang berarti memperluas kemungkinan.
Sementara banyak perusahaan sudah tergoda oleh janji pengurangan biaya melalui otomatisasi, ada baiknya mempertimbangkan strategi jangka panjang. Kombinasi keduanya akan bekerja lebih baik. Lagipula, AI di masa depan kerja dapat berarti mengotomatisasi tugas-tugas sederhana dan menggunakan kecerdasan buatan untuk meningkatkan apa yang menjadi aset terbesar perusahaan dan karyawannya.
Sumber: DALL·E 3, prompt: Marta M. Kania (https://www.linkedin.com/in/martamatyldakania/)
Menerapkan AI di perusahaan bukan hanya masalah teknologi; ini pertama-tama adalah masalah orang dan mengembangkan keterampilan mereka. Oleh karena itu, sangat penting untuk berinvestasi dalam peningkatan keterampilan karyawan agar dapat menggunakan alat baru secara efektif.
Perusahaan sudah melaporkan permintaan yang kuat untuk analis data, spesialis AI, dan profesional keamanan informasi. Jumlah lowongan pekerjaan untuk profesional ini telah meningkat rata-rata 17% selama dua tahun terakhir. Pada saat yang sama, kebutuhan pelatihan untuk semua karyawan menjadi semakin mendesak. Diperkirakan bahwa hingga 60% dari tenaga kerja akan membutuhkannya pada tahun 2027.
Pelatihan harus fokus pada penggunaan teknis alat AI dan pengembangan keterampilan lunak yang diperlukan untuk bekerja secara efektif dengan kecerdasan buatan. Untuk menggunakan AI di tempat kerja, karyawan perlu belajar bagaimana:
Selain itu, pelatihan akan membantu mereka memahami bagaimana AI dapat mendukung pekerjaan sehari-hari mereka. Ini akan menjadikan AI sebagai sekutu yang kuat bagi mereka, bukan ancaman.
AI akan mempengaruhi karyawan dan seluruh proses manajemen orang di organisasi. Teknologi baru sudah mulai mendukung departemen SDM.
Pertama, proses perekrutan awal akan semakin didukung oleh algoritma, memberikan lebih banyak waktu bagi perekrut untuk berbicara dengan kandidat. Selain itu, sistem AI seperti chatbot rekrutmen akan membantu mengatur janji atau mengajukan pertanyaan klarifikasi kepada kandidat.
Pada saat yang sama, penggunaan AI dalam rekrutmen menimbulkan risiko tertentu. Oleh karena itu, penting agar sistem transparan dan tidak mendiskriminasi calon karyawan. Di Uni Eropa, regulasi (termasuk Undang-Undang AI) sudah mulai diterapkan untuk memastikan kontrol yang lebih besar atas algoritma yang digunakan dalam rekrutmen.
Perusahaan kecil dapat mendapatkan manfaat yang mengejutkan dari memanfaatkan potensi AI. Kuncinya, bagaimanapun, adalah menerapkan solusi secara bertahap dan menyesuaikannya dengan kebutuhan spesifik.
Pertama, pertimbangkan untuk mengotomatisasi tugas kantor yang sederhana dan berulang untuk meringankan beban kerja. Selain itu, algoritma AI dapat mendukung kegiatan operasional seperti layanan pelanggan, pemasaran, atau penjualan.
Pada saat yang sama, alat baru harus diperkenalkan secara bertahap untuk memberi orang waktu untuk membiasakan diri dengan perubahan. Anda dapat memulai dengan proyek percontohan kecil dan memperluas cakupan AI kemudian.
Secara ringkas, dampak AI pada pasar tenaga kerja akan sangat besar. Peran baru yang terkait dengan AI akan muncul, dan keterampilan yang dibutuhkan dari karyawan akan berubah, begitu juga pendekatan terhadap rekrutmen dan manajemen talenta. Beberapa pekerjaan akan menghilang, tetapi pekerjaan baru yang lebih kreatif akan diciptakan. Sangat penting untuk berinvestasi dalam mengembangkan keterampilan tenaga kerja dan secara bertahap menerapkan AI sehingga mendukung orang, bukan menggantikan mereka. Meskipun tantangan yang tak terhindarkan, para ahli memprediksi bahwa manusia dan AI pada akhirnya akan menciptakan masa depan tempat kerja.
Jika Anda menyukai konten kami, bergabunglah dengan komunitas sibuk kami di Facebook, Twitter, LinkedIn, Instagram, YouTube, Pinterest, TikTok.
Ahli JavaScript dan instruktur yang melatih departemen TI. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan produktivitas tim dengan mengajarkan orang lain bagaimana berkolaborasi secara efektif saat melakukan pengkodean.
Perusahaan menghadapi tantangan dalam mengelola sejumlah besar konten yang dipublikasikan secara online, mulai dari pos…
Di era transformasi digital, perusahaan memiliki akses ke jumlah data yang belum pernah terjadi sebelumnya…
Apakah Anda tahu bahwa Anda dapat mendapatkan inti dari rekaman multi-jam dari pertemuan atau percakapan…
Bayangkan sebuah dunia di mana perusahaan Anda dapat membuat video yang menarik dan dipersonalisasi untuk…
Untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi Model Bahasa Besar (LLM), perusahaan perlu menerapkan pendekatan yang efektif dalam…
Pada tahun 2018, Unilever telah memulai perjalanan sadar untuk menyeimbangkan kemampuan otomatisasi dan augmentasi. Dalam…